Nasib Petugas Kebersihan Candi Kalasan Yogyakarta, Gaji Minim dengan Risiko Pekerjaan Besar
Petugas yang sedang membersihkan
bagian tubuh Candi Kalasan, Sleman, Jumat 7 Juni 2024. Foto: Rieke Deska Nur
Aini
Sleman-- Slamet Raharjo merupakan salah satu pekerja kebersihan di candi ini sejak tahun 1993. Ia kemudian bergabung dengan Candi Kalasan pada tahun 2017 sebagai petugas kebersihan dan perawatan.
Lelaki itu menjelaskan bahwa pembersihan candi dilakukan
secara terjadwal setiap minggu. Slamet menjelaskan bahwa rutinitas pembersihan
candi dilakukan dengan jadwal yang ketat. Kegiatan pembersihan dimulai dari
Senin hingga Kamis pada pukul 07.00 hingga 14.00. Pada Jumat, pembersihan
dilakukan dari pukul 07.00 hingga 11.00, sedangkan pada Sabtu berlangsung
hingga pukul 12.30.
Selain itu, minimnya petugas yang ada menjadi salah satu
kendala dan tantangan. Saat ini jumlah juru bersih Candi Kalasan semakin
berkurang.
"Banyak juru bersih yang sudah tidak ada lagi, sebagian
telah dipindahkan ke candi lain," ujar Slamet Raharjo saat ditemui di
sekitar kawasan candi, Jumat (7/6/2024).
Kurangnya petugas menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga
kebersihan dan keindahan Candi Kalasan yang merupakan salah satu situs
bersejarah penting di Yogyakarta.
“Sebelumnya saya sempat dikontrak kerja, saya mulai pertama
masuk dan langsung berkontribusi dengan merenovasi Candi Prambanan,” ungkap
Slamet.
Selama tahun 2017 hingga 2024 Slamet mengatakan jika pada
malam hari Candi Kalasan tetap aman, tidak ada kejahatan pencurian atau
kejahatan lainnya.
Sebagai petugas kebersihan, Slamet hanya mendapatkan sabuk
pengaman dari kantor sebagai alat kebersihannya.
“Ya cuman disediakan sabuk dan helm saja, naik ke atas juga
manjat batu-batu yang ada di candi,” jelas Slamet.
Terdapat dua jenis pendapatan yang diterima oleh Slamet.
Pertama adalah gaji bulanan atau gaji pokok, dan yang kedua adalah gaji
insentif yang diberikan saat adanya acara pembersihan dari Balai Pelestarian.
“Untuk perbulan saya masih honorer, belum termasuk PNS,
dapatnya sekitar Rp 1 jutaan,” tutur Slamet, menjelaskan gaji yang ia dapat
sebagai petugas kebersihan di Candi Kalasan.
Slamet mengungkapkan pembersihan atap candi mendapatkan
jumlah penghasilan yang berbeda. Sebelum bergabung dengan Balai Pelestarian
Jawa Tengah masing-masing pekerja mendapatkan sekitar Rp80.000. Setelah
bergabung, penghasilan yang didapatkan naik sekitar Rp100.000 per orangnya.
Menurut Akbar Rizki Perwira Utama, seorang
warga yang tinggal di sekitar Candi Kalasan mengungkapkan bahwa kegiatan
bersih-bersih yang dilakukan oleh juru kebersihan itu tidak mengganggu warga
lokal.
“Kalau
menurut saya sih, pembersihan di area Candi Kalasan tidak mengganggu aktivitas
penduduk sekitar karena tidak menimbulkan banyak kegaduhan,” urai lelaki
berusia 21 tahun itu saat diwawancara via direct
message (DM) Instagram, Kamis (13/6/2024).
Akbar juga menilai kontribusi para petugas kebersihan cukup
penting, karena merupakan salah satu cara untuk melestarikan dan merawat
bangunan bersejarah tersebut.
“Pelestarian Candi juga tidak hanya dengan cara merawat dan
menjaga bangunannya saja, tetapi juga harus melestarikan sejarahnya juga,”
ujarnya.
Di sisi lain, Try Mukti (20) salah satu mahasiswa program
studi Ilmu Sejarah Universitas Sebelas
Maret mengungkapkan bahwa pekerjaan dengan risiko keselamatan yang rendah,
perlu diperhatikan dan seharusnya mendapat pengawasan yang ketat dari pihak
pengelola.
“Seharusnya lebih dihargai dengan gaji setimpal, bila
pekerjaan tersebut memiliki risiko kesehatan yang tinggi, maka perlu
diperhatikan oleh pengelolanya,” ungkap pemuda berusia 20 tahun.
Terakhir, Try berharap seharusnya gaji yang diberikan juga
harus sesuai dengan risiko yang dihadapi. Hal ini dapat menjadi salah satu
bentuk penyemangat bagi para pekerja agar dapat bekerja dengan lebih giat.
“Gaji yang sesuai dengan risikonya bisa menjadi penyemangat
para pekerja untuk bekerja lebih giat,” pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar